Tampilkan postingan dengan label komponen sistem kontrol injeksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label komponen sistem kontrol injeksi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Mei 2023

Komponen Sistem Kontrol Elektronik Injeksi

 by @chsan M

  Salam satu hati bro n sis, sobat n kerabat semua. Semangat berkarya buat cerdaskan bangsa..

Kesempatan kali ini akan mengupas topik mengenai teknologi yang ada pada sepeda motor injeksi yaitu satu teknologi yang saat ini sudah menjadi pilihan terbaik bagi produsen sepeda motor tentunya dalam memberikan solusi buat mendukung kampanye hemat energi dan minim polusi bagi penggunaaan motor bakar sebagai sarana transpostasi sehari hari.

Sejauh mana komponen utama teknologi injeksi adalah langkah awal dan bekal yang harus dipahami sebelum nantinya memahami lebih dalam terkait teknis perawatan dan perbaikan teknologi injeksi sepeda motor tersbut.

Pada dasarnya teknologi injeksi sudah mengalami banyak perubahan hingga yang terakhir menjadi banyak pilihan semua produsen sepeda motor adalah teknologi jenis EMS (Engine Management System) sebagai pilihan terbaik. 

Sistem kontrol elektronik injeksi jenis EMS (Engine Management System) atau lebih dikenal dengan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) merupakan sistem kontrol elektronik yang berkembang dan banyak digunakan pada kendaraan sepeda motor. Sehingga sistem kontrol elektronik injeksi jenis inilah yang akan dibahas secara mendetail pada bab ini yang meliputi diagram rangkaian elektronik, komponen dan cara kerja sensor-sensor yang ada pada sistem ini.

Adapun komponen atau bagian pada sistem elektronik injeksi EFI diklasifikasikan menjadi : sumber arus listrik, sensor-sensor kontrol elektronik, Engine Control Modul (ECM) dan aktuator

a. Sumber arus listrik

Pada komponen pengatur arus listrik terdiri dari : pertama sumber arus listrik DC atau searah yang merupakan sumber utama arus listrik pada sistem kontrol elektronik, kedua sumber arus listrik AC atau bolak balik dan ketiga adalah penyearah arus listrik AC menjadi DC. Pada gambar dibawah dapat kita lihat wiring diagram dari sistem kontrol elektronik yang menggunakan ECM (Engine Control Module), dimana jalur utama yang menghubungkan sensor-sensor injeksi, ECM, dan sistem bahan bakar serta sistem pengapian kesemuanya terhubung dengan pengatur arus listrik.

 

1. Baterai

 Merupakan komponen utama penyedia arus listrik DC, pada sistem kontrol injeksi keberadaan baterai sangatlah utama sebagai penyedia arus saat kendaraan mulai dihidupkan. Semua sistem kontrol elektronik baik ECM, pompa bahan bakar, sensor-sensor injeksi dan sistem pengapian menggunakan arus listrik baterai untuk pertama kali bekerja. Gambar dibawah menunjukan aliran arus listrik pada rangkaian sistem kontrol elektronik pada saat mesin belum dihidupkan. Pada saat kunci kontak ON, arus baterai mengalir ke regulator – kunci kontak kemudian memberikan suplai arus listrik ke sistem kontrol elektronik (ECM) , sistem pengapian (Ignition Coil) dan sistem injeksi bahan bakar ( Injektor dan Fuel pump). Mesin dengan kondisi baterai yang bagus, maka akan mudah untuk dinyalakan. 

 
 

2. Alternator

 Alternator berfungsi sebagai penyedia arus listrik yang memberikan suplai arus pada semua komponen sistem kontrol elektronik injeksi. Arus yang keluar dari alternator merupakan arus AC dan untuk bisa digunakan pada sistem harus dirubah menjadi arus DC. Pada sebagian kendaraan sepeda motor dengan sistem injeksi bahan bakar sumber arus listrik dapat diperoleh dari alternator, dimana arus listriknya sudah disearahkan terlebih dahulu sehingga dapat menyuplai semua kebutuhan arus DC ke semua sistem kontrol elektronik. Pada saat mesin mulai dinyalakan dengan kondisi baterai yang tegangannya tidak bagus mesin masih bisa menyala, seperti terlihat pada gambar dibawah ini merupakan aliran arus listrik pada rangkaian saat menyalakan mesin dan kondisi baterai tidak ada tegangan

 

 

Pada saat mesin dinyalakan dan kunci kontak posisi ON, maka sumber arus utama berasal dari alternator kemudian menuju regulator untuk diubah arusnya menjadi arus DC.

Setelah melewati regulator kemudian arus mengalir melewati kunci kontak selanjutnya diteruskan ke semua sistem kontrol elektronik injeksi. Namun kondisi seperti ini tidak disarankan karena bisa menyebabkan kerusakan pada ECM dan sensor injeksi


3. Regulator

 Regulator pada sistem kontrol elektronik injeksi mempunyai fungsi yang sama dengan regulator pada sistem konvensional, yaitu berfungsi untuk menyerahkan (rectifier) arus listrik AC dari alternator menjadi arus listrik DC yang digunakan untuk proses pengisian baterai, arus DC tersebut digunakan juga sebagai pasokan arus listrik pada sistem kontrol elektronik injeksi pada saat mesin menyala. Kondisi ini terjadi dalam keadaan mesin menyala dan baterai dalam keadaan bagus, seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah

 

  

 

Regulator juga berfungsi untuk menstabilkan atau mengatur kelebihan
arus listrik yang mengalir ke sistem pada saat mesin menyala tetapi
tidak ada tegangan baterai seperti terlihat pada gambar dibawah, oleh karenanya kelebihan arus dan tegangan pada komponen dan sensor sistem kontrol elektronik injeksi tidak terjadi sehingga terhindar dari kerusakan. Kelebihan arus dari alternator akan diarahkan menuju ke massa/ground oleh rangkaian di dalam regulator. 

   

b. Sensor sensor kontrol elektronik injeksi

Komponen input data merupakan komponen penyedia data yang bekerjanya mirip dengan indera manusia, terdiri dari sensor-sensor gunanya untuk mendeteksi segala kondisi mesin yang dibutuhkan saat proses kerja pembakaran di ruang bakar. Input data tersebut meliputi faktor kecepatan putaran mesin, suhu cairan pendingin mesin atau suhu oli mesin, keadaan udara (oksigen) yang dibutuhkan saat pembakaran atau pun setelah pembakaran kemudian data-data dari faktor tersebut dirubah kedalam sinyal elektrik. Gambar dibawah merupakan letak dan jenis sensor yang ada pada sepeda motor Supra-X 125 PGM-FI.

 


next topik...