Tampilkan postingan dengan label konponen sensor elektronik injeksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label konponen sensor elektronik injeksi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Mei 2023

Sensor Kontrol Elektronik Injeksi

by @chsan M

Hailooow sobat n kerabat semua semoga  masih tetap semangat terus berkarya buat kemajuan umat...

lanjuuttt pembahasan seputar topik sistem kontrol eleltronik injeksi, yang pada topik sebelumnya sudah dikupas mengenai salah satu komponen bagian dari sistem kontrol injeksi pada sepeda motor, yaitu komponen yang berupa sumber arus listrik.

Komponen kedua yang terdapat pada bagian sistem kontrol elektronik injeksi yaitu Sensor Kontrol Elektronik, dimana sudah dikupas secara sekilas pada topik sebelumnya klik (cek it out), berikut ulasana topik sebelumnya 

Komponen input data merupakan komponen penyedia data yang bekerjanya mirip dengan indera manusia, terdiri dari sensor-sensor gunanya untuk mendeteksi segala kondisi mesin yang dibutuhkan saat proses kerja pembakaran di ruang bakar. Input data tersebut meliputi faktor kecepatan putaran mesin, suhu cairan pendingin mesin atau suhu oli mesin, keadaan udara (oksigen) yang dibutuhkan saat pembakaran atau pun setelah pembakaran kemudian data-data dari faktor tersebut dirubah kedalam sinyal elektrik. Gambar dibawah merupakan letak dan jenis sensor yang ada pada sepeda motor Supra-X 125 PGM-FI

  

Jenis Sensor Kontrol Elektronik Injeksi 

1. Temperatur Sensor

Banyak dari sensor yang mendeteksi perubahan suhu memakai thermistor. Prinsip dasar dari thermistor adalah perubahan nilai tahanan (resistance) jika suhu/temperatur yang mengenai thermistor ini berubah. Thermistor ini merupakan gabungan antara kata thermo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).

Voltase dari listrik yang mengalir melalui thermistor berubah berdasarkan pada suhu yang dideteksi dan voltase yang dihasilkan dipakai sebagai sinyal pengeluaran dari sensor suhu. Tahanan dari thermistor menjadi lebih kecil sewaktu suhu bertambah. Ada dua macam thermistor, yaitu positor atau PTC (Positive Temperatur Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara sifat NTC justru sebaliknya.

Yang termasuk dalam kategori temperature sensor adalah Engine Oli Temperature (EOT), Engine Coolant Temperature (ECT) dan Intake Air Temperature (IAT)

 
Gambar. Karakteristik Thermistor

Sensor EOT dan ECT berfungsi untuk mendeteksi perubahan suhu mesin, sensor tersebut dipasang tergantung pada metode pendinginan mesin. Sensor ECT dipasang pada mesin dengan pendinginan cairan  (coolant), sedangkan EOT dipasang pada mesin dengan menggunakan pendinginan udara

 

 ECT atau EOT adalah sensor yang mendeteksi perubahan suhu pada mesin dengan mengubahnya ke dalam perubahan pada nilai tehanan thermistor. ECM menerima sinyal elektrik dari sensor tersebut sebagai voltase yang berubah-ubah dan ECM akan menyesuaikan jumlah injeksi bahan bakar dan waktu pengapian berdasarkan temperatur mesin.
 
Sedangkan IAT (Intake Air Temperature) berfungsi untuk mendeteksi suhu pada inlate pipe intake, IAT sensor (sensor temperatur udara pada intake) dipasang untuk membantu mengubah perbandingan udara dan bahan bakar tergantung pada suhu udara pada intake. Bagian yang mendeteksi dari sensor suhu ini, ditempatkan thermistor yang mempunyai volume lebih kecil daripada sensor EOT/ECT, sehingga perubahan suhu yang kecil dapat direspon dengan baik oleh sensor IAT (sangat sensitif)

 
2. Throttle Position Sensor (TP sensor)
TP sensor (sensor posisi throttle) berfungsi untuk mendeteksi sudut bukaan throttle valve. Sensor ini dipasang pada sumbu yang sama dengan throttle valve dan memakai sebuah variabel resistor yang tahanannya berubah berdasarkan pembukaan throttle

 
Oleh karena itu sewaktu arus listrik melewati varabel resistor, voltase berubah berdasarkan seberapa besar sudut throttle valve terbuka seperti ditunjukan pada gambar dibawah, dan voltase yang dihasilkan dipakai sebagai sinyal elektrik yang dikeluarkan dari sensor TP. 

 

Gambar. Grafik perubahan voltase pada sensor TP

3. Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor
MAP sensor berfungsi untuk mendeteksi perubahan tekanan pada intake manifold. Manifold Absolute Pressure dipasang untuk mendeteksi jumlah udara yang mengalir ke dalam mesin dengan cara mendeteksi perubahan tekanan pada intake manifold.
 
MAP sensor terdiri dari : peralatan yang mendeteksi tekanan (pressure sensor device) terbuat dari silicon diaphragm, yang mengubah nilai tehanannya sewaktu terkena tekanan, dan sebuah amplifier (alat untuk memperkuat)yang memperbesar perubahan kecil pada voltase.

 
Oleh karena itu sewaktu sewaktu listrik mengalir melewati variabel resistor,voltase berubah berdasarkan pada tekanan yang dideteksi dan voltase yang dihasilkan dipakai sebagai sinyal pengeluaran dari MAP sensor. ECM menerima sinyal pengeluaran dari sensor sebagai voltase yang berubah-ubah.

4. Ignition Pulse Generator (CKP) Sensor
CKP sensor berfungsi mendeteksi putaran mesin dari sudut crankshaft. CKP sensor adalah serangkaian peralatan elektronik yang digunakan pada motor pembakaran dalam untuk memonitor posisi atau kecepatan putar dari crankshaft. Informasi yang didapat akan digunakan oleh ECM untuk mengontrol waktu pengapian dan parameter-parameter lainnya (jumlah injeksi bahan bakar, pengaturan waktu injeksi).

CKP sensor terdiri dari flywheel (rotor) yang mempunyai tonjolan-tonjolan (reluctor) dan sebuah pick up coil (coil dan magnit).
 
Gambar. Sensor CKP
Sewaktu crankshaft berputar, reluctor pada flywheel melewati CKP sensor, maka terjadi flux magnetik dengan mengubahnya menjadi voltase yang dikirim ke ECM

 


Gambar. Proses terjadinyaa voltase pada CKP sensor

5.  Oksigen (O2) Sensor

O2 sensor berfungsi untuk memperbaiki campuran udara dan bahan bakar dengan cara mendeteksi konsentrasi oksigen yang dikandung di dalam gas buang

 
Gambar. Letak dan konstruksi O2 

sensorO2 sensor terdiri dari sebuah peralatan zirconia berbentuk silinder, dan dilapisi dengan emas putih seperti ditunjukkan pada gambar diatas. Sensor ini terpasang pada bagian pembuangan kepala silinder, permukaan luar dari sensor berhubunngan langsung terhadap gas buang dan permukaan dalam berhubungan langsung terhadap udara atmosfer.Perangkat sensor menghasilkan voltase ketika kedua kondisi berikut terpenuhi : Perangkat sensor terkena suhu tinggi (efektif pada 316O C) dan ada perbedaan pada konsentrasi oksigen antara gas buang dan udara atmosfer. Perubahan voltase yang dihasilkan berdasarkan perbedaan konsentrasi oksigen akan dipakai sebagai sinyal elektrik dari O2 sensor. Voltase akan lebih tinggi sewaktu jumlah oksigen di dalam gas buang makin kecil (bahan bakar lebih kaya atau perbandingan udara dan bahan bakar lebih kecil).

 
Pada gambar diatas menunjukkan perubahan voltase dalam kaitannya dengan perbandingan udara dan bahan bakar. Zirconia menghasilkan gaya elektromotif (electromotive force) dengan adanya perbedaan konsentrasi oksigen antara gas buang dan atmosfer jika suhu lebih tinggi dari nilai tertentu. O2 sensor mendeteksi perubahan pada konsentrasi oksigen di dalam gas buang, menghasilkan voltase yang akan diterima oleh ECM.

 
6.  Bank Angle Sensor (BAS)
BAS berfungsi memerintahkan ECM untuk menghentikan aktivasi suplai bahan bakar oleh injektor saat sepeda motor berada pada posisi diam (berhenti) dengan kemiringan tertentu.

 
Cara kerja BAS adalah hubungan posisi pendulum dengan IC & Iatch-up cirkuit, jika bidang pendulum (yang tidak ada coakan) menutupi IC & Iatch-up cirkuit seperti terlihat pada gambar dibawah

 
Pada waktu tertentu akan mengirim sinyal elektrik ke ECM untuk memutus aliran listrik pada injektor, ignition coil dan fuel pump sehinga tidak bekerja. Hal ini terjadi hanya pada saat sepeda motor dalam keadaan diam dengan kemiringan 55O ± 5O

 
 
Gambar. Skema Kerja  BAS

Jika akan menghidupkan sepeda motor setelah fungsi BAS bekerja, letakkan sepeda motor pada posisi tegak kemudian putar kunci kontak posisi off terlebih dahulu, setelah itu putar kunci kontak ON baru sepeda motor dapat dihidupkan kembali.
BAS pada saat kendaraan berjalan dalam keadaan membelok tidak akan mendeteksi perubahan posisi pada bandul, maka ECM tidak akan menghentikan mesin (beroperasi dalam keadaan normal).
Pada gambar dibawah memperlihatkan sepeda motor berjalan dalam keadaan menikung. Dengan adanya gaya sentrifugal yang bekerja pada BAS, maka bandul ditarik menuju kearah dari gaya resultante yang dihasilkan antara gaya sentrifugal dan gaya grafitasi.
Dengan kata lain oleh karena bandul juga mengikuti gerak dan kemiringan sepeda motor, maka hubungan posisi antara bandul dengan IC & Iatch-up cirkuit tidak terjadi perubahan posisi bandul

 
Gambar. Posisi BAS saat kendaraan berjalan menikung



Demikian tadi ulasan dari salah satu komponen bagian kontrol elektronik injeksi terkait sensor-sensor untuk mendeteksi segala kondisi yang terjadi pada mesin, dan tentunya masi ada 3 komponen lagi, yang merupakan bagian dari komponen kontrol elektronik injeksi sepeda motor.. 
Soo tetap pentengin artikel blog ini...