by @chsan M
Hailooow sobat n kerabat semua semoga masih tetap semangat terus berkarya buat kemajuan umat...
lanjuuttt pembahasan seputar topik sistem kontrol eleltronik injeksi, yang pada topik sebelumnya sudah dikupas mengenai salah satu komponen bagian dari sistem kontrol injeksi pada sepeda motor, yaitu komponen yang berupa sumber arus listrik.
Komponen kedua yang terdapat pada bagian sistem kontrol elektronik injeksi yaitu Sensor Kontrol Elektronik, dimana sudah dikupas secara sekilas pada topik sebelumnya klik (cek it out), berikut ulasana topik sebelumnya
Komponen
input data merupakan komponen penyedia data yang bekerjanya mirip dengan indera
manusia, terdiri dari sensor-sensor gunanya untuk mendeteksi segala kondisi
mesin yang dibutuhkan saat proses kerja pembakaran di ruang bakar. Input data
tersebut meliputi faktor kecepatan putaran mesin, suhu cairan pendingin mesin
atau suhu oli mesin, keadaan udara (oksigen) yang dibutuhkan saat pembakaran
atau pun setelah pembakaran kemudian data-data dari faktor tersebut dirubah
kedalam sinyal elektrik. Gambar dibawah merupakan letak dan jenis sensor yang ada
pada sepeda motor Supra-X 125 PGM-FI
Jenis Sensor Kontrol Elektronik Injeksi
1. Temperatur Sensor
Banyak
dari sensor yang mendeteksi perubahan suhu memakai thermistor. Prinsip dasar
dari thermistor adalah perubahan
nilai tahanan (resistance) jika suhu/temperatur yang mengenai thermistor ini berubah. Thermistor ini merupakan gabungan antara kata thermo (suhu) dan
resistor (alat pengukur tahanan).
Voltase
dari listrik yang mengalir melalui thermistor
berubah berdasarkan pada suhu yang dideteksi dan voltase yang dihasilkan
dipakai sebagai sinyal pengeluaran dari sensor suhu. Tahanan dari thermistor
menjadi lebih kecil sewaktu suhu bertambah. Ada dua macam thermistor, yaitu positor
atau PTC (Positive Temperatur Coefficient)
dan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara sifat
NTC justru sebaliknya.
Yang
termasuk dalam kategori temperature sensor adalah Engine Oli Temperature (EOT), Engine
Coolant Temperature (ECT) dan Intake
Air Temperature (IAT)
Gambar. Karakteristik Thermistor
Sensor
EOT dan ECT berfungsi untuk mendeteksi perubahan suhu mesin, sensor tersebut
dipasang tergantung pada metode pendinginan mesin. Sensor ECT dipasang pada
mesin dengan pendinginan cairan (coolant),
sedangkan EOT dipasang pada mesin dengan menggunakan pendinginan udara
ECT
atau EOT adalah sensor yang mendeteksi perubahan suhu pada mesin dengan
mengubahnya ke dalam perubahan pada nilai tehanan thermistor. ECM menerima
sinyal elektrik dari sensor tersebut sebagai voltase yang berubah-ubah dan ECM
akan menyesuaikan jumlah injeksi bahan bakar dan waktu pengapian berdasarkan
temperatur mesin.
Sedangkan
IAT (Intake Air Temperature)
berfungsi untuk mendeteksi suhu pada inlate
pipe intake, IAT sensor (sensor temperatur udara pada intake) dipasang
untuk membantu mengubah perbandingan udara dan bahan bakar tergantung pada suhu
udara pada intake. Bagian yang mendeteksi dari sensor suhu ini, ditempatkan
thermistor yang mempunyai volume lebih kecil daripada sensor EOT/ECT, sehingga
perubahan suhu yang kecil dapat direspon dengan baik oleh sensor IAT (sangat
sensitif)
2. Throttle Position Sensor (TP sensor)
TP
sensor (sensor posisi throttle) berfungsi untuk mendeteksi sudut bukaan throttle valve. Sensor ini dipasang pada
sumbu yang sama dengan throttle valve
dan memakai sebuah variabel resistor yang tahanannya berubah berdasarkan
pembukaan throttle.
Oleh
karena itu sewaktu arus listrik melewati varabel resistor, voltase berubah
berdasarkan seberapa besar sudut throttle valve terbuka seperti ditunjukan pada
gambar dibawah, dan voltase yang dihasilkan dipakai sebagai sinyal elektrik yang
dikeluarkan dari sensor TP.
Gambar. Grafik perubahan voltase pada sensor TP
3. Manifold Absolute Pressure (MAP) Sensor
MAP
sensor berfungsi untuk mendeteksi perubahan tekanan pada intake manifold. Manifold Absolute Pressure dipasang
untuk mendeteksi jumlah udara yang mengalir ke dalam mesin dengan cara
mendeteksi perubahan tekanan pada intake manifold.
MAP
sensor terdiri dari : peralatan yang mendeteksi tekanan (pressure sensor device) terbuat dari silicon diaphragm, yang
mengubah nilai tehanannya sewaktu terkena tekanan, dan sebuah amplifier (alat
untuk memperkuat)yang memperbesar perubahan kecil pada voltase.
Oleh
karena itu sewaktu sewaktu listrik mengalir melewati variabel resistor,voltase
berubah berdasarkan pada tekanan yang dideteksi dan voltase yang dihasilkan
dipakai sebagai sinyal pengeluaran dari MAP sensor. ECM menerima sinyal
pengeluaran dari sensor sebagai voltase yang berubah-ubah.
4. Ignition Pulse Generator (CKP) Sensor
CKP sensor berfungsi mendeteksi putaran mesin dari sudut
crankshaft. CKP sensor adalah serangkaian peralatan elektronik yang digunakan
pada motor pembakaran dalam untuk memonitor posisi atau kecepatan putar dari
crankshaft. Informasi yang didapat akan digunakan oleh ECM untuk mengontrol
waktu pengapian dan parameter-parameter lainnya (jumlah injeksi bahan bakar,
pengaturan waktu injeksi).
CKP sensor terdiri dari flywheel (rotor) yang mempunyai tonjolan-tonjolan (reluctor) dan sebuah pick up coil (coil dan magnit).
Gambar. Sensor CKP
Sewaktu
crankshaft berputar, reluctor pada flywheel melewati CKP sensor, maka terjadi flux magnetik dengan
mengubahnya menjadi voltase yang dikirim ke ECM
Gambar. Proses terjadinyaa voltase pada CKP sensor
5. Oksigen
(O2) Sensor
O2
sensor berfungsi untuk memperbaiki campuran udara dan bahan bakar dengan cara
mendeteksi konsentrasi oksigen yang dikandung di dalam gas buang
Gambar. Letak
dan konstruksi O2
sensorO2 sensor terdiri dari sebuah peralatan zirconia berbentuk silinder, dan dilapisi dengan emas putih seperti
ditunjukkan pada gambar diatas. Sensor ini terpasang pada bagian pembuangan
kepala silinder, permukaan luar dari sensor berhubunngan langsung terhadap gas
buang dan permukaan dalam berhubungan langsung terhadap udara atmosfer.Perangkat sensor menghasilkan voltase ketika kedua kondisi berikut
terpenuhi : Perangkat sensor terkena suhu tinggi (efektif pada 316O C)
dan ada perbedaan pada konsentrasi oksigen antara gas buang dan udara atmosfer.
Perubahan voltase yang dihasilkan berdasarkan perbedaan konsentrasi oksigen
akan dipakai sebagai sinyal elektrik dari O2 sensor. Voltase akan
lebih tinggi sewaktu jumlah oksigen di dalam gas buang makin kecil (bahan bakar
lebih kaya atau perbandingan udara dan bahan bakar lebih kecil).
Pada
gambar diatas menunjukkan perubahan voltase dalam kaitannya dengan perbandingan
udara dan bahan bakar. Zirconia
menghasilkan gaya elektromotif (electromotive
force) dengan adanya perbedaan konsentrasi oksigen antara gas buang dan
atmosfer jika suhu lebih tinggi dari nilai tertentu. O2 sensor
mendeteksi perubahan pada konsentrasi oksigen di dalam gas buang, menghasilkan
voltase yang akan diterima oleh ECM.
6. Bank Angle Sensor (BAS)
BAS berfungsi memerintahkan ECM untuk menghentikan
aktivasi suplai bahan bakar oleh injektor saat sepeda motor berada pada posisi
diam (berhenti) dengan kemiringan tertentu.
Cara
kerja BAS adalah hubungan posisi pendulum dengan IC & Iatch-up cirkuit,
jika bidang pendulum (yang tidak ada coakan) menutupi IC & Iatch-up cirkuit
seperti terlihat pada gambar dibawah
Pada
waktu tertentu akan mengirim sinyal elektrik ke ECM untuk memutus aliran
listrik pada injektor, ignition coil
dan fuel pump sehinga tidak bekerja.
Hal ini terjadi hanya pada saat sepeda motor dalam keadaan diam dengan
kemiringan 55O ± 5O
Gambar. Skema Kerja BAS
Jika
akan menghidupkan sepeda motor setelah fungsi BAS bekerja, letakkan sepeda
motor pada posisi tegak kemudian putar kunci kontak posisi off terlebih dahulu,
setelah itu putar kunci kontak ON baru sepeda motor dapat dihidupkan kembali.
BAS
pada saat kendaraan berjalan dalam keadaan membelok tidak akan mendeteksi perubahan
posisi pada bandul, maka ECM tidak akan menghentikan mesin (beroperasi dalam
keadaan normal).
Pada
gambar dibawah memperlihatkan sepeda motor berjalan dalam keadaan menikung. Dengan
adanya gaya sentrifugal yang bekerja pada BAS, maka bandul ditarik menuju
kearah dari gaya resultante yang dihasilkan antara gaya sentrifugal dan gaya
grafitasi.
Dengan
kata lain oleh karena bandul juga mengikuti gerak dan kemiringan sepeda motor,
maka hubungan posisi antara bandul dengan IC
& Iatch-up cirkuit tidak terjadi perubahan posisi bandul
Gambar. Posisi
BAS saat kendaraan berjalan menikung
Demikian tadi ulasan dari salah satu komponen bagian kontrol elektronik injeksi terkait sensor-sensor untuk mendeteksi segala kondisi yang terjadi pada mesin, dan tentunya masi ada 3 komponen lagi, yang merupakan bagian dari komponen kontrol elektronik injeksi sepeda motor.. Soo tetap pentengin artikel blog ini...