Tampilkan postingan dengan label transistor ignition coil (pengapian full transistor). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label transistor ignition coil (pengapian full transistor). Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Maret 2023

SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK FULL TRANSISTOR

 SISTEM PENGAPIAN TCI (TRANSISTOR COIL IGNITION)

SEPEDA MOTOR

by. @chsan M

Dalam banyak hal, sistem pengapian elektronik full tansistor sama dengan pangapian elektronik CDI. Diantaranya adalah tidak terdapatnya bagian-bagian yang bergerak (secara mekanik) dan mengandalkan magnetic trigger (magnet pemicu) dan sistem “pick up coil” untuk memberikan sinyal ke control unit guna menghasilkan percikan bunga api pada busi. Sedangkan salah satu perbedaannya adalah pada sistem pengapian transistor menggunakan prinsip “field collapse” (menghilangkan/ menjatuhkan kemagnetan) dan pada sistem pengapian CDI menggunakan prinsip “field build-up” (membangkitkan kemagnetan).

Pengapian CDI telah menjadi metode untuk mengontrol pengapian yang disenangi dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, seiring dengan perkembangan transistor yang bergandengan dengan berkembangnya pengontrolan dari tipe analog ke tipe digital, perusahaan/pabrik mulai mengembangkansistem pengapian transistor.

Sistem pengapian pada sistem injeksi bahan bakar menggunakan sistem pengapian full transistor; dimana ECM menyalakan dan mematikan listrik yang mengalir dari baterai ke ignition coil, yang menyebabkan tegangan tinggi pada sekunder ignition coil

 
Gambar rangkaian sistem pengapian full transistor

Ketika kumparan primer  terkena perubahan arus, maka akan menghasilkan tegangan tertentu pada kumparan sekunder. Secara umum sistem pengapian injeksi, ECM mengontrol waktu pengapian berdasarkan sinyal dari pengapian pulse generator (CKP sensor).

Proses Kerja Sistem Pengapian Full Transistor 

 

Secara umum, pada sistem pengapian full transistor arus yang mengalir dari baterai dihubungkan dan diputuskan oleh sebuah transistor yang sinyalnya berasal dari pick up coil (koil pemberi sinyal) seperti ditunjukan pada gambar 5.24. Akibatnya tegangan tinggi terinduksi dalam koil pengapian (ignition coil).

Adapun cara kerja secara lebih detilnya adalah sebagai berikut (lihat gambar diatas):

Ketika kunci kontak di-on-kan, arus mengalir menuju terminal E TR1 (transistor 1) melalui sekring, kunci kontak, tahanan (R) pada unit igniter yang selanjutnya diteruskan ke massa. Akibatnya TR1 menjadi ON sehingga arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian menuju ke massa melalui terminal C – E pada TR1.

Pada saat yang bersamaan, sewaktu mesin berputar (hidup) timing plate tempat kedudukan reluctor juga ikut berputar. Ketika saat pengapian telah memberikan sinyal, sebuah arus akan terinduksi di dalam pick up coil dan arus tersebut akan dialirkan ke terminal B pada TR2 terus ke massa. Akibatnya TR2 menjadi ON, sehingga arus yang mengalir dari batrai saat ini disalurkan ke massa melewati terminal C – E pada TR2. Dengan kejadian ini TR1 akan menjadi OFF sehingga akan memutuskan arus yang menuju kumparan primer coil pengapian. Selanjutnya akan terjadi tegangan induksi pada kumparan primer dan kumparan sekunder koil pengapian. Karena perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding kumparan primer, maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar sekitar yang bisa membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

Jenis sepeda motor yang menggunakan sistem pengapian full transistor kebanyakan sepeda motor dengan sistem injeksi bahan bakar. dimana control pemicu pengapian diatur dengan menggunakan ECU atau ECM

contohnya Honda dengan teknologi PGM-FI dan Yamaha dengan YM-Jet-FI