by.@chsan M
Prinsip
Kerja Sistem Pengapian Elektronik
Perkembangan teknologi pada
sistem kelistrikan sepeda motor terlebih dalam upaya meningkatkan kestabilan
arus dan tegangan listrik, hampir semua industri yang bergerak pada bidang
otomotif sepeda motor sebagai upaya menjaga kualitas produknya, mereka melakukan
terobosan perubahan dengan mengembangkan teknologi terutama pada sistem
pengapian. Digunakannya sistem pengapian konvensional pada perjalanan teknologi
tersebut terdapat kelemahan dan kekurangan dalam hal memenuhi prinisp kerja
sistem pengapian yaitu terjadinya induksi elektromagnetik sehingga akan memicu api pada busi. Timbulnya api pada
busi tersebut akan digunakan sebagai sumber panas untuk proses pembakaran
campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar.
Terdapat 3 komponen utama dalam
memenuhi prisnip kerja sistem pengapian, yaitu : 1. Sumber induksi tegangan tinggi,
komponen ini berfungsi sebagai sumber timbulnya tegangan listrik baik berupa
tegangan AC (bolak-balik) atau pun tegangan DC (searah), 2. Pemicu induksi
tegangan tinggi, dimana komponen ini berfungsi sebagai triger atau pemicu yang
mempunyai peran mengatur saat/timing pengapian terjadi, selain itu juga
berperan meningkatkan tegangan listrik yang ditimbulkan dari sumber tegangan
sehingga bisa memicu induksi tegangan tinggi, 3. Penginduksi tegangan tinggi,
komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi untuk menaikkan tegangan listrik yang
rendah sekitar (400 V) menjadi tegangan tinggi (20 – 25 kV) kemudian digunakan
sebagai sumber panas pembakaran dalam ruang bakar. Dari ketiga komponen utama
sistem pengapian tersebut perkembangan teknologi lebih banyak terjadi pada
komponen pemicu induksi tegangan tinggi, dimana pada sistem pengapian
konvensional menggunakan platina dan kondensor untuk mengatur kapan waktu
timing pengapian yang juga berfungsi untuk memicu induksi tegangan tinggi pada
koil (penginduksi tegangan).
Kelemahan penggunaan platina dan
kondensor pada sistem pengapian konvensional antara lain tidak stabilnya
tegangan listrik yang akan mempengaruhi timbulnya api pada busi selain itu
timing pengapian bisa berubah sehingga
proses pembakaran bahan bakar dan udara
menjadi tidak sempurna, akibatnya kinerja mesin menjadi tidak maksimal.
Permasalahan tersebut disebabkan oleh platina yang mudah kotor atau aus selama
proses kerja sistem pengapian berlangsung sehingga pada sistem pengapian
konvensional membutuhkan perawatan yang lebih ekstra.
Sistem pengapian elektronik pada dasarnya merupakan
pengembangan dari salah satu bagian komponen pada sistem pengapian yaitu yang
terdapat pada komponen pemicu tegangan induksi elektromagnetik, komponen pemicu
tegangan induksi elektromagnetik tersebut meggunakan serangkaian komponen
elektronik sebagai pengganti platina untuk mengatur timing atau waktu pengapian
yang tepat ±5 – 10O sebelum
TMA dan memicu timbulnya induksi tegangan
tinggi pada koil.
Materi selengkapnya bisa di unduh disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for supporting this blog