MEMERIKSA SENSOR SUHU (EOT/ECT)
SEPEDA MOTOR INJEKSI
Oleh : Achsan M Tsani
Jumpa
lagi gess..
Sudah
sekian lama gudang bahan ajar off alias vakum buat mengulas dan share
pengalaman dan pengetahuan. Kali ini kita on lagi gess untuk berbagi materi dan
semoga apa yang kita bagi bisa bermanfaat.
Kali ini kita mau mengulas terkait salah satu komponen pada system bahan bakar sepeda motor injeksi yaitu sensor suhu atau sensor yang mendeteksi temperatur mesin. Sensor ini dikenal dengan istilah EOT (Engine Oil Temperature) atau ECT (Engine Coolant Temperature). EOT adalah sensor yang mendeteksi suhu mesin dengan mendeteksi perubahan suhu pada oli mesin biasanya terletak pada blok silinder atau kepala silinder, sedangkan ECT adalah sensor yang mendeteksi suhu mesin melalui perubahan yang terjadi pada cairan pendingin (coolant), sehinga ECT identik dengan sepeda motor yang menggunakan system pendinginan dengan cairan atau menggunakan radiator.
Kedua
sensor ini pada prinsipnya sama yaitu mengatur besar kecilnya voltase yang
masuk ke ECM (ECU) dengan mengontrol perubahan hambatan/tahanan sebagai
komponen utama yang terdapat pada sensor suhu tersebut. Komponen sensor suhu
tersebut menggunakan variable resistor (thermistor) atau sering disebut dengan
PTC (Positive Temperature Coefisence) artinya tahanan akan berubah bertambah
besar/kecil seiring dengan berubahnya suhu, semakin panas suhu mesin maka
tahanannya semakin kecil.
Kerja
dari sensor EOT/ECT adalah memberikan input besarnya tegangan yang mengalir ke
ECM dengan mengatur perubahan tahanan (thermistor). Pada saat suhu mesin masih
dingin tahanan pada thermistor sensor ECT/EOT besar sehingga voltase yang mengalir
ke ECM jg semakin besar. ECM akan memberikan sinyal ke injector untuk membuka
lebih lama supaya bahan bakar yang disemprotkan lebih banyak sehingga putaran stasioner
mesin akan stabil pada saat dingin.
ECT
juga berfungsi untuk mendeteksi apakah mesin dalam kondisi suhu kerja mesin
yaitu 60-90 OC, bisa saja ketika terjadi gangguan pada system pendingin
suhu kerja mesin berlebih atau over heat. Jika terjadi panas berlebih, pada sepeda
motor yang menggunakan sensor ECT dilengkapi dengan indicator temperature yang
dipasang pada odometer. Indicator temparatur akan menyala apabila terjadi
overheat.
Pada
salah satu merk sepeda motor untuk mendeteksi gejala kerusakan pada sensor
EOT/ECT, yaitu lampu MIL akan berkedip sebanyak 7 kali kedipan pendek, namun
jika kerusakan itu terjadi pada thermistor lampu MIL tidak akan berkedip,
karena arus listrik masih tetap mengalir dalam system sehingga perlu metode
lain untuk menyimpulkan apakah sensor ECT/EOT tersebut tidak bekerja.
Gejala
kerusakan yang biasa terjadi pada sensor EOT/ECT biasanya pada saat mesin masih
dingin mesin tidak mau stasioner atau mesin susah untuk stasioner (langsam). Gejala
mesin tidak mau stasioner (mesin selalu mati saat putaran rendah) bisa
diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya bisa karena pernapasan mesin yang
tidak bagus, tekanan pompa bahan bakar yang kurang dari spesifikasi, saluran
udara yang kotor, atau kompresi bocor.
Naaah untuk memastikan kerusakan itu terjadi pada sensor EOT/ECT, maka harus dilakukan dengan memeriksa sensor tersebut. Pemeriksaan sensor EOT/ECT meliputi :
1. Pemeriksaan besarnya tahanan- Putar kunci kontak ke OFF.
- Ukur tahanan pada terminal-terminal sensor EOT [1]
STANDARD
Honda beat FI : 2,5 – 2,8 kΩ (20°C) (Terminal-terminal sisi sensor)
Yamaha Mio M3 : 2,5 - 2,8 ohm pada suhu 20 derajat dan 0,16 - 0,27 ohm pada suhu 100 derajat.
Apakah tahanan antara 2,5 – 2,8 kΩ (20°C)? atau sesuai spesisikasi diatas..
YA – Ganti ECM dengan yang masih dalamkeadaan baik, dan periksa ulang.
TIDAK– Sensor EOT rusak
2. Pemeriksaan Tegangan Input Sensor EOTContoh pemeriksaan tegangan input EOT sepeda motor beat FI
- Putar kunci kontak ke OFF.
- Lepaskan konektor 2P (Hitam) sensor EOT [1].
- Putar kunci kontak ke ON.
- Ukur tegangan pada konektor 2P (Hitam) sensor
- EOT pada sisi kabel.
HUBUNGAN: Merah muda/putih (+) – Hijau/merah (–)
STANDARD: 4,75 – 5,25 V
apakah tegangan antara 4,75 – 5,25 V?
jika YA, maka periksa tahanan sensor EOT
jika Tidak, maka periksa apakah ada rangkaian terbuka atau hubungan singkat
saluran yang menuju ke sensor EOT/ECT.
Bagaimana..?
Semoga ulasan ini bisa menambah pengetahuan kita dan lebih semangat lagi
untuk berprestasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for supporting this blog