Rabu, 22 Maret 2023

SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR

 PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

SEPEDA MOTOR

by. @chsan M

Perkembangan teknologi pada sistem kelistrikan sepeda motor terlebih dalam upaya meningkatkan kestabilan arus dan tegangan listrik, hampir semua industri yang bergerak pada bidang otomotif sepeda motor sebagai upaya menjaga kualitas produknya, mereka melakukan terobosan perubahan dengan mengembangkan teknologi terutama pada sistem pengapian. Digunakannya sistem pengapian konvensional pada perjalanan teknologi tersebut terdapat kelemahan dan kekurangan dalam hal memenuhi prinisp kerja sistem pengapian yaitu terjadinya induksi elektromagnetik sehingga  akan memicu api pada busi. Timbulnya api pada busi tersebut akan digunakan sebagai sumber panas untuk proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar.  

Terdapat 3 komponen utama dalam memenuhi prisnip kerja sistem pengapian, yaitu : 1. Sumber induksi tegangan tinggi, komponen ini berfungsi sebagai sumber timbulnya tegangan listrik baik berupa tegangan AC (bolak-balik) atau pun tegangan DC (searah), 2. Pemicu induksi tegangan tinggi, dimana komponen ini berfungsi sebagai triger atau pemicu yang mempunyai peran mengatur saat/timing pengapian terjadi, selain itu juga berperan meningkatkan tegangan listrik yang ditimbulkan dari sumber tegangan sehingga bisa memicu induksi tegangan tinggi, 3. Penginduksi tegangan tinggi, komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi untuk menaikkan tegangan listrik yang rendah sekitar (400 V) menjadi tegangan tinggi (20 – 25 kV) kemudian digunakan sebagai sumber panas pembakaran dalam ruang bakar. Dari ketiga komponen utama sistem pengapian tersebut perkembangan teknologi lebih banyak terjadi pada komponen pemicu induksi tegangan tinggi, dimana pada sistem pengapian konvensional menggunakan platina dan kondensor untuk mengatur kapan waktu timing pengapian yang juga berfungsi untuk memicu induksi tegangan tinggi pada koil (penginduksi tegangan).

Kelemahan penggunaan platina dan kondensor pada sistem pengapian konvensional antara lain tidak stabilnya tegangan listrik yang akan mempengaruhi timbulnya api pada busi selain itu timing pengapian  bisa berubah sehingga proses pembakaran bahan bakar dan udara  menjadi tidak sempurna, akibatnya kinerja mesin menjadi tidak maksimal. Permasalahan tersebut disebabkan oleh platina yang mudah kotor atau aus selama proses kerja sistem pengapian berlangsung sehingga pada sistem pengapian konvensional membutuhkan perawatan yang lebih ekstra.

Sistem pengapian elektronik pada dasarnya merupakan pengembangan dari salah satu bagian komponen pada sistem pengapian yaitu yang terdapat pada komponen pemicu tegangan induksi elektromagnetik, komponen pemicu tegangan induksi elektromagnetik tersebut meggunakan serangkaian komponen elektronik sebagai pengganti platina untuk mengatur timing atau waktu pengapian yang tepat  ±5 – 10O sebelum TMA dan  memicu timbulnya induksi tegangan tinggi pada koil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for supporting this blog